Durian Si Manis Yang Berduri


Alam...
Selalu memberikan yang terbaik jika kita merawatnya dengan baik.
Karena alam bisa memberi kita apapun asal kita selalu mencintai alam. Namun, mengapa akhir-akhir ini mendengar kabar yang tidak baik di televisi ataupun di radio, yang mana hutan kebakaran?

Itu karena kita hanya mau mengambil atau memanfaatkannya saja tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan akibat buruk yang diperbuat, bisakah kita tidak menggangu hutan? Atau paling tidak jangan merusaknya ya. Jika kita pandai memanfaatkan hutan, maka ia akan tetap terjaga kelestariannya. 

Sebagai contoh, kita menebang pohon untuk memanfaatkan batangnya untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Tidak ada salahnya pohon yang kita tebang tadi, kita tanami kembali dengan bibit yang baru. Meskipun kita menebangnya, bibit yang kita tanam tadi akan tumbuh menggantikan pohon yang sudah ditebang. Jadi secara tidak langsung, kita sudah menjaga keberlangsungan ekosistem yang ada di hutan.

Di hutan ada tumbuh berbagai macam keanekaragamannya, dari Flora maupun Fauna. Seperti halnya termasuk pohon durian, tumbuhan yang satu ini bisa kita jumpai di hutan atau lahan yang telah dibuka petani untuk bercocok tanam. Durian biasanya hanya tumbuh saat musiman, seperti di daerah saya, durian hanya tumbuh pada musim Desember.

Durian dengan nama ilmiah Durio Zibethinus, dengan klasifikasi ilmiah:

  • Kingdom : Plantae
(Tanpa Takson) : Angiospermae
(Tanpa Takson): Eudikotil
(Tanpa Takson): Rosidae
  • Ordo : Malvales
  • Family : Malvaceae
  • Genus : Durio
  • Spesies : D.Zibethinus

Buah berduri yang satu ini sangat digemari orang dewasa bahkan anak-anak. Ya meskipun ada sebagian orang yang tidak menyukainya, akan tetapi durian selalu menjadi primadona bagi pecinta durian.

Tumbuhan durian tumbuh diiklim tropis dan berasal dari wilayah Asia Tenggara, sebenarnya nama durian diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam menyerupai duri. Namun, sebutan populernya yaitu 'Raja segala buah' (King Of Fruit).


Di desa tempat Saya tinggal, harga durian bervariasi, mulai dari Rp. 10.000 (berukuran kecil) sampai Rp. 100.000 (berukuran jumbo atau besar). Meskipun harga durian sewaktu-waktu bisa melangit, namun bagi sebagian orang yang gemar memakan buah durian harga bukan menjadi persoalan.

Oh ya, bagi yang punya tanaman durian pasti happy donk makan buahnya langsung dari pohonnya, apalagi jika menunggu seharian bersama teman atau keluarga sembari menunggu buahnya jatuh. Seru donk pastinya.

Bawa bekal makanan dan minuman dari rumah, serta selimut agar tidak kedinginan sewaktu di malam hari. Dan, untuk api unggunnya tak perlu khawatir dong, sebab di hutan banyak ranting yang bisa dijadikan kayu bakar.


Biasanya suami bersama teman-temannya bermalam menunggu durian jatuh, tidak hanya bisa menikmati buahnya saja, melainkan bisa diolah menjadi tempuyak. Olahan durian yang dibuat menjadi tempuyak ini menjadi makanan yang paling digemari masyarakat kota Bengkulu.

Caranya membuat tempuyak/tempoyak cukup mudah, yakni dengan mengupas daging dari bijinya lalu masukkan ke dalam wadah. Kemudian tutup wadah tersebut sampai tidak ada celah udara masuk. Lalu tunggu beberapa hari hingga durian tersebut sedikit asam.

Nah, setelah jadi, olahan tempuyak tersebut bisa dicampurkan dengan udang, petai, atau ikan teri Palembang. Tentunya tergantung selera masing-masing.


Sedikit tips dari saya, jika ingin menyantap buah durian. jangan terlalu banyak ya, karena bisa panas dalam ya, nanti sulit tidur loh. Namun, jika terlanjur makan terlalu banyak, maka Saya sarankan untuk meminum air menggunakan wadah atau kulit durian bagian dalam. Insyaa Allah tidak akan panas dalam. 
Selamat mencoba! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kreasi Bunda Ayeen dan sikecil

Menjaga Kesehatan & Menerapkan Pola Hidup Sehat di Masa Pandemi

Mantapkan SDM dengan Tingkatkan Harga Beli Sawit