Galih Suci Pratama: Guru Pejuang dari Semarang yang Bersinar di Malam SATU Indonesia Awards 2020

 


Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia pada 2020, banyak sektor kehidupan yang terguncang, termasuk pendidikan. Ribuan sekolah harus menutup pintu, jutaan siswa kehilangan interaksi langsung dengan guru, dan pembelajaran daring masih menjadi hal baru bagi banyak orang. Namun di tengah situasi sulit itu, muncul sosok guru muda bernama Galih Suci Pratama, asal Semarang, Jawa Tengah, yang menolak menyerah pada keadaan.

Berkat dedikasinya membantu para guru dan murid tetap bisa belajar secara kreatif selama pandemi, Galih menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 dari PT Astra International Tbk. Ia terpilih dalam kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19, sebuah penghargaan istimewa yang diberikan kepada tokoh muda yang menginspirasi Indonesia dengan aksi nyata di masa krisis.


Dari Guru Biasa Menjadi Penggerak Luar Biasa

Sebelum dikenal publik, Galih adalah seorang guru sekolah dasar di Semarang. Ia menyaksikan sendiri bagaimana pandemi membuat pembelajaran daring berjalan tidak efektif. Banyak guru kebingungan harus mengajar lewat apa, sementara siswa di rumah mulai kehilangan semangat belajar. Dari kegelisahan itu, lahirlah inisiatif luar biasa: Galih membuat Kanal YouTube Pembelajaran SD Kota Semarang, sebuah wadah digital berisi ratusan video pembelajaran dari para guru di berbagai sekolah. Setiap video dibuat dengan gaya sederhana namun menarik, lengkap dengan penjelasan sesuai tema pembelajaran Kurikulum 2013.

Yang unik, Galih tidak bekerja sendiri. Ia melatih ratusan guru agar bisa membuat video pembelajaran dengan alat sederhana seperti ponsel dan laptop seadanya. Ia juga mengajarkan pentingnya etika digital  bagaimana membuat konten tanpa melanggar hak cipta, menggunakan musik bebas lisensi, dan menjaga keaslian materi ajar.

Hanya dalam waktu beberapa bulan, kanal YouTube itu ditonton oleh puluhan ribu siswa dan menjadi sumber belajar utama selama masa pandemi.



Malam Penghargaan SATU Indonesia Awards 2020

Malam itu, 28 Oktober 2020, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, suasana gedung tempat penyelenggaraan Malam Puncak SATU Indonesia Awards 2020 terasa istimewa. Acara digelar secara virtual dan terbatas, mengingat situasi pandemi yang masih melanda. Meskipun tak semeriah tahun-tahun sebelumnya, aura kebanggaan tetap terasa kuat. 

Satu per satu nama finalis muda berprestasi dari seluruh penjuru Indonesia diumumkan. Mereka datang dari berbagai bidang: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, hingga teknologi. Ketika nama Galih Suci Pratama disebut sebagai penerima apresiasi khusus “Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19”, tepuk tangan dan ucapan selamat mengalir dari seluruh peserta dan juri yang hadir secara daring.


Galih tampak terharu ketika namanya dipanggil. Dalam sambutannya yang sederhana namun menyentuh, ia berkata, “Saya hanya guru biasa. Tapi pandemi membuat saya sadar bahwa pendidikan tak bisa berhenti, apa pun keadaannya. Terima kasih Astra atas apresiasi ini. Semoga semakin banyak guru muda yang berani berinovasi.”

Acara tersebut juga dihadiri oleh Direktur Astra, dewan juri independen, dan tokoh-tokoh inspiratif Indonesia. Mereka semua sepakat bahwa perjuangan Galih adalah contoh nyata semangat “Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia” — semangat untuk memberi manfaat dan menciptakan perubahan.


Dampak dan Inspirasi Yang Tumbuh

Setelah penghargaan itu, langkah Galih tidak berhenti. Ia justru semakin giat membina guru-guru muda agar mampu beradaptasi dengan dunia digital. Kanal YouTube yang ia rintis kini berkembang menjadi ruang kolaborasi pendidikan. Bahkan, berkat semangat gotong royong yang dibangunnya, sebagian penghasilan dari monetisasi YouTube disalurkan untuk beasiswa pelatihan guru dan bantuan siswa kurang mampu. Semua dilakukan dengan prinsip tanpa pamrih  sebagaimana yang menjadi dasar penghargaan yang ia terima.

Tak hanya di Semarang, ide Galih kini telah menular ke berbagai kota lain. Banyak sekolah menjadikan konsepnya sebagai contoh model pembelajaran daring kreatif berbasis komunitas guru.


Pesan dan Harapan

Dalam berbagai wawancara, Galih selalu menekankan bahwa teknologi hanyalah alat. Yang paling penting adalah hati yang tulus dalam mendidik dan berbagi. Ia percaya, masa depan pendidikan Indonesia akan maju bila guru dan murid sama-sama mau belajar dan beradaptasi.

“Pandemi sudah memberi kita pelajaran bahwa pendidikan tidak hanya soal ruang kelas, tapi tentang kemauan untuk berinovasi dan berbagi,” ujarnya dalam sebuah sesi wawancara daring setelah malam penghargaan.

Kini, setelah beberapa tahun berlalu, jejak langkah Galih tetap terasa. Kanalnya masih aktif, pelatihannya terus berlanjut, dan inspirasinya tetap mengalir. Ia telah membuktikan bahwa satu guru yang berani berubah dapat menggerakkan ribuan lainnya.

#APA2025-KSB


Komentar

Postingan populer dari blog ini

I Trust, Insto Dry Eyes Selalu Jadi Andalan Keluarga Kapanpun di Manapun

Review Lip Cream Matte Expert Mirabella Cosmetics

Perjalanan menuju kota Kembang Bandung Bersama Woosh Kereta Cepat